Asma Nur Kaida : Mengenang Sosok Usamah Hisyam, Wartawan Senior, Penulis Buku, Penasehat, Politisi dan Ketua Parmusi

  • Jul 21, 2024
  • ASMA NUR KAIDA

Muna Barat, Wartawan senior itu, Drs. KH. Usama Hisyam, M.Sos namanya, telah pergi menghadap sang Khalik. Di pagi hari pukul 08.11 WIB ia menghembuskan nafas terakhir di Rumah sakit Ichan Medical Center (IMC) BSD City Tangerang Banten, jumat 17 Juli 2024 dengan sakit yang dideritanya. Tutup usia 61 tahun dengan meninggalkan satu istri dan empat anaknya.  Zenajah disholatkan di Al-Azhar BSD, kemudian dimakamkan di Pondok pesantren Bambu Parung Ciseeng Bogor. Innalillahi wainnailaihi Rojiun semoga amal ibadahnya diterima disisi Allah SWT.

Mendengar kabar duka itu melalui handphone, sontak mengenang kebaikannya. Di Jakarta  2012 silam saya mengenalnya. Di pertemuan pertama, kami berdiskusi dan langsung mengajaku untuk bergabung di perusahaan Dharma Pena Grup kala itu. Ia pun menganjurkanku untuk pinda kuliah di Jakarta. Namun 2014 maka saya bergabung, setelah lulus kuliah di Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Halu Oleo. 

Selang waktu itu saya aktif di Indonesia Research and Survei (IRES), sebuah lembaga surveinya, bagian dari Dharma Pena Grup. Saat mahasiswa kami membentuk Gerakan Mahasiswa Indonesia (GEMA), Usamah kemudian memfasilitasi saya dan beberapa teman ikut pendidikan Kepemimpinan Tingkat Nasional, Oleh Patriot Leadhership Development Center, di Cikole 23-29 April 2013. Lembaga tersebut merupakan Organisasi pusat pengembangan kepemimpinan dibawa Yayasan Kartika Eka Paksi. 

Ia juga sang motivator, saat saya karyawan  di perusahaanya, ia selalu menyerukan agar kami menjadi generasi wartawan yang berfikir out of the box, menegakan independensi pers tidak boleh jadi watawan podrex, alias wartawan amplop. Selain itu juga karyawan harus disiplin dan fleksibel mengimbangi perkembangan zaman.

Ketua Umum Persaudaraan Muslim Indonesia (PP Parmusi) menekankan kepada kami agar selalu mengingat Tuhan dalam bekerja khusus muslim dianjurkan sholat lima waktu. Kami selalu shoalat berjamah di musolah kantor Dharma Pena Grup. Tiap saat ia selalu menyantuni anak yatim, biasanya mereka selalu datang di kantor untuk yasinan bersama. Kala itu saya sebagai sekretaris dan wartawan portal berita online obsessionnews.com.

Karir Wartawan Usamah Hisyam

Usama Hisyam anak ke-7 dari dua belas bersaudara dengan nama ayah Hisyam Yahya, seorang pengusaha penyalur gula pasir dan terigu di Surabaya. Pria kelahiran Surabaya, 14 Mei 1963 yang biasa di panggil Uka memiliki perjalanan panjang dalam meniti karir. Kegigihannya mengantarkan sebagai wartawan, pengusaha media, publisher, penulis buku biografi tokoh nasional, bahkan sebagai politisi dan penasehat wakil Presiden RI ke-9 Hamzah Haz. Kala itu Hamzah Haz mendampingi presiden Megawati Soekarno Putri  dari 2001 hingga 2004.

Proses Perjalanan Karier Usamah Hisyam di Pers

Tamat SMP Surabaya, Usama remaja merantau ke ibu kota untuk melanjutkan studi. Ia masuk SMA 36 Rawamangun Jakarta Timur.  Ayahnya tidak setuju Usamah tinggal di ibukota, ia pun hidup ngekos dan mandiri. Di Jakarta, Usamah mulai mengasah talentanya dibidang wartawan. Masa sekolah, ia mendirikan majalah sekolah diberi nama Kreasi. Untuk mempopulerkanya, Usamah mengajak dua penyanyi remaja 1980-an, yakni Dian Masyari dan Jayanti Mandasari untuk ikut mengasuh majalah Kreasi. 

Lulus SMA 1984, Usamah dewasa melanjutkan studi di Sekolah Tinggi Publistik Lenteng Agung yang sekarang dikenal Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Untuk mencapai kebutuhannya, ia menjadi penulis lepas dan wartawan freelance diberbagai media, seperti, Harian Minggu Sinar Harapan, Harian Pelita dan Majalah Sportif. Honornya saat itu Rp 10-15 ribu per berita. Semasa kuliah ia pun pernah berkader di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) 

Hingga lulus kuliah pun Usmah masih eksis sebagai wartawan. Ia diterima sebagai wartawan Majalah Bulanan Populer yang berkantor di Gunung Sahari, dibawah binaan Jhon Halmahera. Saat itu ia kosen menulis profil para artis, sekaligus menulis tentang artikel bola. 

Atas pengalamanya yang mumpuni Usamah didapuk oleh majalah Matra yang merupakan naungan Majalah Tempo 1989-1990 sebagai redaktur. seiring mendapat posisi itu, Usamah mendapatkan gelar sarjana Komunikasi 1989. Di Majalah Matra ia bekerja sama dengan nama-nama besar Fikri Djufrie, Nano Riantiarno, Atmodjo, dan Kun Syarif Hidayat. 

Usamah Hisyam Melalang Melintang Dunia Politik

Dijaman Orde Baru, pertengahan 1991 Usamah diajak Surya Paloh bekerja sama mengembangkan kelompok Usaha Surya Persindo. Dari Direktur Majalah Matra, Usama pindah menjadi Redaktur Edisi Minggu Media Indonesia (MI). Masih di media yang sama, empat tahun kemudian Usamah diposisikan sebagai Redaktur Politik dan Keamanan (Polkam). 

Atas posisi itu, ia mendalami dunia politik, karena ditugaskan mengawal dinamika perkembangan politik lingkungan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Atas kesepatan itu, Usamah membangun komunikasi pada petinggi-petinggi partai PPP seperti Buya Ismail Hasan Matereum, dan Hamzah Haz. Hingga kemudian menjadi speec writer Ketua Umum PPP dari 1992 sampai 1998.

Melalui Mukhtamar III PPP 1994 Usama diangkat sebagai Ketua Departemen Penerbitan dan Media Massa DPP PPP. Hingga akhirnya ia menjadi anggota MPR/DPR RI dapil Jawa Timur melalui pemilu 1997 diusia 33 tahun. Kepahamanya terhadap politik dan keamanan ia akhirnya mendapat posisi sebagai anggota komisi I DPR RI tahun 1998-1999. Diawal zaman Reformasi, Usamah sebagai anggota legislatif memperjuangkan UU Pers, dengan tujuan memerdekakan Pers secara profesional. 

Selain itu, Usamah aktif Gerakan Pemuda Ka'bah (GPK) dari 1998 hingga 2003. Keaktifannya digerakkan pemuda ini, Usamah dipercaya menjadi Asisten Pribadi Wakil Presiden Republik Indonesia Hamzah Haz  yakni dari PPP.

Dijaman Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Usamah Hisyam sebagai Konsultan pribadi SBY. Ia melakukan dengan serius hingga kemudian pasangan SBY-Jusuf Kalla memenangkan pilpres 2004. Pada 2005, atas persetujuan Hamzah Haz berlabuh dari PPP menjadi pimpinan Demokrat Provinsi Banten sampai 2008.

Setahun kemudian 2009, Usamah menjadi konsultan politik Jenderal TNI Wiranto. Untuk meloloskan Partai Hanura dari Parliementory Threshold (PT), sekaligus mengupayakan Wiranto menjadi capres/cawapres. Hingga akhirnya Usamah Sukses meloloskan Partai Hanura dari PT dengan total suara 3,5% dan sukses melobi Wiranto menjadi Cawapres Jusuf Kalla di pemilu 2009. Sayangnya pasangan ini kalah diputaran pertama. 

Menjelang pilpres Juli 2014 Jokowi berpasangan dengan Jusuf Kalla. Momentum itu Usamah ditunjuk sebagai koordinator perjalanan umrah Jokowi. Dikatakan Ide ini disampaikan saat melaksanakan umrah bersam Surya Paloh awal Mei 2014 usai pemilihan legislatif. Surya Paloh mengajak Usamah Umrah sebagai bentuk rasa syukur atas lolosnya partai Nasdem yang dipimpinnya dalam pileg 2014.

Usamah juga sempat menjadi anggota Dewan Penasihat Persaudaraan Alumni 212. Hingga kemudian ia keluar karena pergerakan itu dianggapnya tidak lagi sesuai dengan tujuan awalnya. 

Posisi usama Hisyam di Parmusi, Wakil Sekjen, Sekjen, hingga Ketua Parmusi 1997-Sekarang. Ia juga pengasuh Pesantren Tahfizul Quran (PTQ) Pondok Bambu Parung, Bogor. Kemudian ia juga sebagai CEO/Chairman Obsession Media Grup (OMG) yang sebelumnya bernama Dharmapena Grup dari 1995-sekarang. Perusahaannya bergerak dibidang marketing communication, Publisging, Indonesia research and survei (IRES) dan penerbitan majalah bulanan Mens Obsession, Women's Obsession, Portal Online Obsessionnews.com, Muslimobsession.com.

Selain publisher Usamah aktif menulis buku biografi tokoh nasional yang diterbitkan Dharmapena Grup. Diantaranya :

1. Jenderal TNI Feisal Tanjung : Dari Rakyat Oleh Rakyat untuk Rakyat (1998), 2. Jaksa Agung Andi M. Ghalib : Menepis Badai, Menegakan Supermasi Hukum (1999), 

3. Editorial Kehidupan Surya Paloh (2001), 

3. Jenderal Suroyo Bimantoro : Antara Idealisme dan Profesionalisme (2002), 

4. Laksamana TNI Widodo AS : Nahkoda diantara Tiga Presiden (2003) 

5. SBY Sangat Demokrat (2004), 

6. Selanjutnya Jalan Dakwah Tifatul Sembiring (2012) . 

Berbagai sumber, 

By. Asma Nur Kaida 

(Ketua Umum Komunitas Pemerhati Lingkungan Laworoku)