Kurang Siap Upacara, Lunturnya Nilai Paskibaraka Muna Barat!

  • Aug 17, 2024
  • ASMA NUR KAIDA

Muna Barat. Diawali dengan laporan upacara Kapten Infanteri Ruslan Diana Danramil 1416-06 Tikep kepada Inspektur Upacara Pj Bupati Muna Barat La Ode Butolo menandakan upacara telah di mulai. Inspektur upacara memasuki mimbar upacara kemudian dilanjutkan penghormatan pasukan kepada Inspektur upacara. 

Suasana begitu hening peserta upacara mengikuti aba-aba, sedangkan Komandan upacara dengan menggunakan pengeras suara menyampaikan laporan kepada Inspektur upacara bahwa persiapan pengibaran bendera merah putih siap dilaksanakan. Selain komandan upacara dari sumber suara terdengar yang mengatur jalannya upacara dibantu oleh MC. 

Tiba saat waktunya pengibaran bendera sang saka merah putih peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia (RI) ke-79 tahun yang dinahkodai oleh pasukan Paskibraka. Namun momentum pengibaran bendera Kabupaten Muna Barat 2024 ini dianggap berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang dilaksanakan di Lapangan Bola Kelurahan Wamelai. 

Pantauan Komunitas Pemerhati Lingkungan Laworoku menilai pelaksanaan upacara bendera yang dilaksanakan di Lapangan Bola Wamelai 17 Agustus 2024 kurang siap dan kurang maksimal. Hal ini dibuktikan oleh pasukan Paskibraka yang masih saja duduk di tenda sedangkan upacara telah berlangsung. Padahal mereka ini bagian dari peserta upacara yang bertugas mengibarkan bendera merah Putih yang harus mengikuti rangkaian upacara. 

Terlihat usai komandan upacara menyatakan siap dilaksanakan pengibaran bendera, seketika pasukan Paskibraka ber gerombolan atau berhamburan dari tenda untuk mengambil tempat star. Kondisi ini menjadi tontonan para peserta undangan upacara yang hadir dan masyarakat disekitarnya. 

Begitupun usai mereka mengibarkan bendera finis ditempat star semula, ditempat yang sama mereka pun langsung berhamburan dan menjadi tontonan.Kondisi ini dianggap menurunkan nilai kewibawaan paskibaraka dan memicu kurang hikmahnya upacara. Apalagi posisi keberadaan mereka berada dibagian lapangan upacara. Biasanya para paskibaraka itu star dan finis berada di luar lapangan (bukan bahan tontonan) sehingga kehadiran mereka ini dinantikan. Hal ini bisa berjalan lancar dibarengi dengan koordinasi yang mantap. 

Saya selaku  alumni paskibaraka dua periode 2016-2017 cukup menyayangkan insiden tersebut. Begitu pun masyarakat yang hadir pada kesempatan itu. Kita berharap agar di kemudian hari tidak terjadi lagi dan ditunjukkan kesungguhan dan keseriusan upacara 17 Agustus apalagi sebagai kontingen paskibaraka. Mestinya Upacara bendera itu sakral dan hikmad agar kita betul-betul mengenang sejarah kemerdekaan dan para pahlawan yang telah mendahului kita dan mengambil hikmahnya. Diusahakan tidak melakukan gerakan tambahan dimana paskibaraka ini teladan dalam tata tertib dan etika baris berbaris khususnya kegiatan upacara bendera 17 Agustus. 

Kendati demikian paskibaraka Muna barat sukses mengibarkan bendera merah putih di tiang bendera. 

By. Ketua Komunitas Pemerhati Lingkungan Laworoku (KPLL) Asma Nur Kaida