Kenapa Kamu Harus Berwisata di Matakidi

  • Jun 27, 2024
  • ASMA NUR KAIDA

 

 

Muna Barat, Liburan akhir semester sudah tiba. Bagi kamu yang suka berwisata, kami dari Komunitas Pemerhati Lingkungan Laworoku (KPLL) merekomendasikan wisata alam Matakidi yang wajib kamu kunjungi. Wisata tersebut menyuguhkan keindahan alamnya yang memukau. 

 

Selain itu letak geografisnya sangat mendukung yakni tepat berada disamping jalan poros Lawa-Matakidi. Disana kamu dapat melihat pohon jati ratusan tahun yang menjulang tinggi mengelilingi tujuh mata air. 

 

Nah, pasti masih banyak kan diantara kamu khususnya orang lokal maupun luar daerah belum mengetahui tujuh titik mata air Matakidi dengan nama yang berbeda-beda. Seluas kurang lebih 10 hektar luas jati Matakidi atau disebut juga jati Barangka terdapat di dalamnya 7 mata air tadi. Selain itu Jati Matakidi merupakan satu-satunya yang memiliki sertifikasi benih di Sulawesi Tenggara. 

 

Jika ingin menjelajahi area ini kamu betul-betul merasa dialam bebas padahal hutan ini berada disekitaran pemukiman warga. Kamu pasti mendengarkan kicauan burung yang syahdu, serta para monyet yang bergelantungan di pohon. Tapi tenang saja mereka tidak menganggu. 

 

Mata air Matakidi juga disebut mata air Bidadari, yang menyimpan berbagai rahasia yang tidak terekspos luas. Kebanyakan masyarakat lokal mengetahui bahwa Mata air Matakidi hanya yang ada disamping jalan itu. Namun ternyata ketika kamu berjelajah di dalam banyak titik mata air. Tapi tak bisa di pungkiri bahwa sebagian titik mata air itu disakralkan atau tidak bisa di pakai untuk berenang seperti mata air utama yakni Matakidi. 

 

Penasaran nama-nama mata air apa saja yang ada disana, mari kita simak. Pertama itu mata air khusus pengambilan air bersih untuk konsumsi masyarakat baik yang ada kabupaten Muna Barat maupun kabupaten Muna. Sebelum mekar mata air ini dikelola oleh PDAM muna, namun kemudian setelah mekar ini dikelola oleh bumdes Barangka. 

 

Kedua Jarak kurang lebih 15 meter terdapat mata air Matakidi yang biasa digunakan untuk mandi atau berenang, dengan  kedalaman sampai bahu orang dewasa. Selanjutnya ketiga jarak 50 meter terdapat mata air lagi yang disebut Kalala. Mata air ini mengalir panjang, tinggi air seukuran pinggang dewasa. Biasanya anak-anak sekitar jika masih belajar berenang di mata air ini. 

 

Selanjutnya jarak kurang lebih 200 meter dari Kalala kamu akan menemukan mata air Waanto. Mata air ini paling luas dari 7 mata air yanga ada di area Matakidi. Kurang lebih 50 meter jarak dari Waanto terdapat mata air Ambolo Balano. 

 

Nah, mata air ini sangat disakralkan oleh masyarakat setempat bahkan masayarakat suku muna pada umumnya. Ambolobalano tidak digunakan untuk mandi-mandi namun sebagai tempat ritual penyerahan bayi infalid (kadehatagu) di tanah Muna. Airnya pun berwarna kehitaman berbeda dengan warna mata air yang lain. 

 

Selain itu jarak 30 meter dari mata air Ambolo Balano ada mata air Abansi. Menurut cerita rakyat bahwa Abansi menyimpan piring misterius yang begitu banyak dan bersusun-susun. Hanya sebagian orang yang dapat menembus melihat piring tersebut. 

 

Dahulu, bila ada hajatan kemudian membutuhkan piring maka mereka mengambil di Abansi, dengan tanda kutip orang-orang tertentu yang bisa melakukan itu. Menurut cerita masyarakat setempat bahwa makanan yang disimpan dipring yang diambil dari Abansi tidak gampang basi. Dan usai hajatan atau pemakaian piring harus segera dikembalikan ditempatnya semula (dalam mata air). 

 

Lebih lanjut terakhir jarak 20 meter dari Abansi terdapat mata air Ambolokidi. Airnya terlihat memutar diatas pusaran seperti ada segitiga bermuda. Di mata air ini juga masyarakat tidak melakukan aktifitas mandi atau pengambilan air untuk kebutuhan hidup. Tiga mata air Ambolo Balano, Abansi, Ambolokidi, tidak digunakan mandi atau berenang atau mengambil airnya untuk kebutuhan memasak. 

 

Jika kamu tidak berkeinginan untuk menjelajah hutan jati Matakidi atau Barangka, apalagi tidak mau capek-capek jalan kaki, kamu cukup langsung kemata air utama Matakidi yang persis ada di samping jalan. Yang bikin seru berwisata disini masih gratis alias tidak dipungut biaya, tambah seruh kan.  Didepan gerbang pintu masuk mata air sudah terdapat restro yang menyediakan berbagai aneka makanan dan minuman. 

 

Tiap saat, jika cuaca bersahabat di permandian ini banyak kamu menemukan anak-anak maupun orang dewasa melakukan aktivasi mandi atau berenang, atau hanya menikmati paronama alam Matakidi. Nah, kamu pasti penasaran kan, ayo kunjungi wisata alam Matakidi. 

 

By. Asma Nur Kaida